Lpmnusa.com, Yogyakarta— tiga tantangan yang dihadapi
Bawaslu dan KPU sehingga perlu adanya kerja keras dalam pemilu presiden dan
legislatif tahun ini. Pertama, adalah pemilu
di Indonesia begitu kompleks,
rumit dan terbesar di dunia. Kedua, untuk kali pertama, berbarengan antara
Pilpres dan Pileg. Ketiga perhitungan yang jujur dan selalu dalam koridor
kebenaran menjadi sebuah keniscayaan, sehingga tuntutan publik menjadi prioritas.
Senin, 4 April
2019, pukul 14.20 wib, lembaga penelitian dan
pengabdian masyarakat UNU Yogyakarta (LPPM UNU Yogyakarta) menggelar
Desiminasi Kawal Pemilu 2019 dengan
mengangkat tema peran politik mahasiswa melalui kawal pemilu 2019. Mengawali
acara dengan lantunan ayat suci Al-Quran yang dibacakan oleh Syahrir Maulana
Malik membuat suasana menjadi hikmat. Dilanjutkan dengan menyanyikan lagu
kebangsaan dan Hubbul Wathon.
Dilaksanakan di
aula UNU Yogyakarta, acara ini dihadiri puluhan mahasiswa.
Menghadirkan pembicara Ketua Bawaslu DIY, Bagus Sarwono. Ada pula Sigit
Pamungkas Direkrut Eksekutif foto Democracy and Ekectoral Intergrity dan
Muhammad Mustafid S. Fil, selaku ketua LPPM UNU Yogyakarta dengan dimoderatori
oleh Irhaz Badruzaman.
Berbagai pemaparan
mengenai pemilu dan demokrasi yang sangat erat kaitannya dengan peran mahasiswa
menjadi topik utama dalam kajian sore kali ini.
"Tugas wakil
rakyat tentunya harus bisa mengayomi rakyat. Tanggung jawab yang sudah diemban
tidak diboleh ditinggalkan," tegas Muhammad Mustafid S. Fil.
Sedang dari
Direkrut Eksekutif foto Democracy and Ekectoral Intergrity, Sigit Pamungkas
menyampaikan, bahwa tugas Bawaslu adalah memberangus atau setidaknya bisa
mereduksi segala tindak kecurangan dalam pemilu. Selain itu, tanggung jawab
Bawaslu adalah selalu memantau alur dan perkembangan pemilu.
"Harapannya
adalah mahasiswa bisa menjadi bagian dari relawan pengawas pemilu, melakukan
kajian, mengedukasi publik, melaporkan kegiatan pemilu kepada Bawaslu,"
menurut Bagus Sarwono selaku Ketua Bawaslu DIY. Harapan masyarakat menjadikan
pemilu sebagai langkah terbaik untuk memilih pemimpin atau wakil rakyat yang benar-benar
mementingkan rakyat— rakyat kembali ke rakyat. (Red)