-->
Menyoal Postingan #AlmamaterDikorupsi
Menyoal Postingan #AlmamaterDikorupsi

Menyoal Postingan #AlmamaterDikorupsi

Mengingat mahasiswa UNU Yogyakarta angkatan 2018 sudah satu tahun belum mendapatkan jas almamater, tentu dapat kita pahami jika mereka merasa kesal. Hanya saja patut menjadi catatan, keluhan atas jas almamater yang tak kunjung diberikan ada baiknya disampaikan dengan cara lebih santun. Seandainya...


Oleh: Moh. Taqiyuddin Saleh (Ketua UKM Penelitian UNU Yogyakarta)


Seperti diberitakan LPM Nusa, warga UNU Yogyakarta geger mendapati viralnya postingan instastory akun @siiunu18. Postingan yang pendek, tapi mengandung intrik sensitif, cukup memancing perhatian banyak pihak. #AlmamaterDikorupsi,” Begitu bunyi postingannya.

Ketika  dikonfirmasi oleh LPM Nusa, admin @siiunu18 menyampaikan bahwa itu salah satu cara  yang mereka tempuh untuk mengingatkan pihak UNU Yogyakarta agar tidak lupa atas keterlambatan jas almamater yang seharusnya menjadi hak mahasiswa. Mengingat mahasiswa UNU Yogyakarta angkatan 2018 sudah satu tahun belum mendapatkan jas almamater, tentu dapat kita pahami jika mereka  merasa kesal. Hanya saja patut menjadi catatan, keluhan atas jas almamater yang tak kunjung diberikan ada baiknya disampaikan dengan cara lebih santun.

Seandainya kawan-kawan mahasiswa mengetahui, pihak kampus telah mengupayakan agar jas almamater segera dibuat dan diberikan kepada mahasiswa. Hal itu disampaikan Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, Bapak Dr. Senawi, M.P. di Ruang Rektorat pada Kamis kemarin (24/10). Tersendatnya pembuatan jas almamater ternyata dikarenakan sebagian mahasiswa belum melunasi uang daftar ulang yang salah satunya untuk pembayaran jas almamater. Sedangkan pihak kampus belum memiliki cadangan dana untuk menutupi kebutuhan dana pembuatan almamater yang belum dibayar oleh sebagian mahasiswa.

Dalam kesempatan itu, Bapak Senawi menceritakan bagaimana upaya yang dilakukan pihak kampus mencari dana untuk menutupi kebutuhan agar jas almamater dapat dibuat untuk kemudian  diberikan kepada mahasiswa. Sayangnya, di ruangan itu hanya saya dan Presiden BEM UNU Yogyakarta yang mendengarkan cerita beliau. Sehingga maklum jika admin akun @siiunu18 tidak mengetahui upaya kampus untuk memberikan yang terbaik bagi mahasiswanya. Seandainya dia tahu cerita tersebut, tentu tidak akan ada postingan yang memancing kegaduhan di kampus tercinta ini.

Tentu kita menyayangkan tindakan admin @siiunu18 yang membuat postingan tersebut. Namun saya pribadi lebih menyayangkan tindakan SEMA UNU Yogyakarta yang juga ikut andil membuat postingan itu semakin panas. Loh, apa ini kok merembet ke SEMA?


Mari kita kaji sedikit. Postingan @siiunu18 hanyalah sebuah bentuk kekesalan yang disampaikan secara tidak resmi dan di-mention ke akun resmi SEMA. Selain itu bahasa yang digunakan tidak jelas. Apa yang bisa diterjemahkan dari dua kata “Almamater” dan “Dikorupsi”? @siiunu18 tidak menjelaskan siapa yang korupsi dan seperti apa bentuk korupsinya. Lalu SEMA menanggapi postingan tersebut dengan merepost di instastory-nya ditambah caption, “Mohon dikonfirmasi @unujogja”. Ketika SEMA melakukan tindakan ini, barulah muncul persepsi publik bahwa postingan tersebut ditujukan kepada pihak UNU Yogyakarta.

Sebagai lembaga resmi dan tertinggi dalam tingkatan organiasi kemahasiswaan, tindakan SEMA merepost postingan tersebut sangatlah tidak etis. Jika SEMA ingin mengadvokasi, seharusnya mereka meminta admin @siiunu18 untuk memberikan pengaduan resmi melalui kotak saran yang telah disediakan oleh SEMA, atau kalau memungkinkan langsung diajak bertemu. Tindakan SEMA merepost dan menghimbau akun resmi UNU Yogykarta untuk melakukan konfirmasi menunjukkan sikap SEMA yang tidak profesional. Bahkan secara tidak langsung SEMA mendukung tindakan malprosedur yang dilakukan oleh @siiunu18.

Prof. Purwo Santoso, Ph.D., selaku Rektor UNU Yogyakarta pernah menyampaikan bahwa hoax dan ujaran kebencian mengarah pada fitnah. Seperti disampaikan dalam hadits, fitnah lebih kejam dari pembunuhan. Ketika kita membantu menyebarluaskan fitnah bukankah itu sama halnya dengan membantu pembunuhan secara massif?

Jika SEMA serius menanggapi isu ini, seharusnya SEMA mengajak admin @siiunu18 untuk duduk bersama lalu mendiskusikannya. Tanyakanlah apa latar belakannya, apa keinginan mereka. Setelah itu barulah SEMA bertindak menjalin komunikasi dengan pihak universitas. Sehingga masalah dapat dikomunikasikan dengan baik tanpa harus membuat gaduh.

Lebih dari itu, sebagai lembaga tertiggi di tingkat mahasiswa, SEMA punya kewajiban untuk mengedukasi admin @siiunu18. SEMA memiliki fungsi pengawasan. Fungsi itu dapat dilakukan dengan edukasi bukan provokasi.

Baca juga: