Menindaklanjuti sikap SEMA UNU Yogyakarta yang keberatan atas karya jurnalistik LPM Nusa berjudul Menanti Titik Terang Masa Jabatan BEM dan PEMILWA UNU Yogyakarta Tahun 2019, LPM Nusa menggelar jumpa pers. Acara tersebut diselenggarakan pada Senin (18/11) bertempat di Limasan UNU Yogyakarta.
Dalam jumpa pers tersebut, Annas Sholahuddin selaku Pemimpin Redaksi LPM Nusa yang bertanggungjawab atas konten redaksi, memimpin langsung berjalannya acara. Dalam pembukaannya, Anas menyampaikan bahwa jumpa pers diselenggarakan dalam rangka meluruskan informasi.
“Biar tidak simpang-siur di luar, silahkan rekan-rekan SEMA sampaikan di bagian mana yang diangap kurang pas,” Ujar Anas.
Menanggapi pernyataan tersebut, Rohana selaku Sekretaris SEMA menyampaikan permohonan maaf atas respon sebagian pengurus SEMA di beberapa grup whatsapp mahasiswa.
“Sebelumnya kami mohon maaf karena waktu itu kami mungkin terpancing emosi. Sehingga langsung merespon seperti itu di grup mahasiswa,” ungkap Rohana.
Rohana menjelaskan bahwa sebenarnya pihaknya tidak menganggap tulisan itu sebagai polemik ataupun masalah, Hanya saja ia menyayangkan tidak adanya narasumber dari SEMA dalam tulisan tersebut.
Menanggapi pernyataan tersebut, Anas menyampaikan bahwa reporter LPM Nusa telah menghubungi Ketua SEMA lebih dari sekali untuk meminta waktu wawancara. Hanya saja tidak kunjung ditemui.
“Waktu itu Ketua SEMA sudah kami hubungi. Beberapa kali teman-teman reporter sudah menghubungi pak ketua, tapi belum juga ditemui,” Ungkap Anas.
Ibran Rakasiwi selaku Pemimpin Umum LPM Nusa menambahkan bahwa salah satu bagian penting dari berita adalah aktual atau up to date. Karena itulah pihaknya meminta agar pihak SEMA juga menghargai proses jurnalistik yang dijalankan oleh LPM Nusa.
“Berita itu harus aktual, jadi kami kejar tayang. Kalau tidak, beritanya akan basi. Makanya ketika ada narasumber yang kami hubungi tapi sulit untuk diminta keterangan ya kami buat tulisan sesuai narasumber yang ada,” Jelas Ibran.
Ibran juga menjelaskan bahwa narasumber dalam tulisan tersebut adalah Presiden BEM. Karena itu, agar informasi seimbang, seharusnya informasi dari SEMA juga disampaikan oleh Ketua SEMA. Sehingga ketika Ketua SEMA tidak kunjung menemui reporter untuk diwawancara, maka LPM Nusa memuat tulisan cukup dengan narasumber yang ada.
Menanggapi pernyataan dari Pimred dan Pemimpin Umum LPM Nusa, Ahmad Arizan selaku Ketua SEMA memohon maaf. Arizan mengakui kekurangannya dalam merespon upaya reporter LPM Nusa mengumpulkan informasi dari dirinya.
“Saya mohon maaf karena slow respon ketika teman-teman menghubungi saya. Dan saya berterima kasih ini menjadi koreksi bagi kita,” ungkap Rizan.
“Sebetulnya waktu itu saya sudah bilang ke temen-temen SEMA di grup whatsapp untuk tidak mempermasalahkan tulisan yang dimuat LPM Nusa. Tapi ya mohon maaf mungkin mereka khilaf atau sudah kepancing emosi duluan” Jelas Arizan sambil tertawa kecil.
Di akhir penyamapaiannya, Arizan berjanji kedepan akan lebih cepat merespon komunikasi dari LPM Nusa. Apabila dirinya lambat merespon, pihaknya mempersilahkan LPM Nusa untuk menghubungi pengurus SEMA yang lain.
Sikap Arizan yang bijaksana menuai respon positif dari LPM Nusa. Dengan berakhirnya jumpa pers, polemik yang terjadi juga selesai dengan keterangan yang jelas. LPM Nusa dan SEMA bersepakat untuk kedepannya bersinergi demi kemajuan UNU Yogyakarta.