Didasari oleh kesadaran akan krisis ekologi yang semakin
marak, komunitas sosial Tepi Beton berkolaborasi dengan LPM Nusa, UKM
Penelitian, serta Kompesat (Komunitas Pengelola Sampah & Agrotani)
mengandakan Screening Film Dokumenter “Kasepuhan Cipta Gelar” sekaligus diskusi
mengenai lingkungan. Acara ini dilaksanakan
di Aula Univeritas Nahdatul Ulama Sabtu, 11 Januari 2020.
Selanjutnya, Film
Dokumenter “Kasepuhan Cipta Gelar” diputar dan disaksikan seluruh audiens
dengan khidmat. Film dokumenter besutan
Watchdoc ini berkisahkan tentang masyarakat Desa Sukamulya, Kab. Sukabumi yang
memegang teguh tradisi pertanian mereka turun temurun. Mereka juga memegang erat kesepakatan untuk
bertanam dan memanen hasil padi sekali dalam satu tahun. Walaupun demikian,
mereka memiliki cadangan padi yang cukup untuk 3 tahun selanjutnya. Uniknya lagi
adalah, meski masyarakat di kasepuhan
ini memegang teguh dan menjaga adat istiadat para leluhur, mereka tetap
menikmati kemajuan teknologi. Teknologi dianggap sebagai tatanan di lingkungan
masyarakat yang perlu diikuti tanpa meninggalkan kearifan lokal yang sudah lama
tertanam.
Setelah pemutaran
film selesai, acara dilanjutkan dengan diskusi mengenai film yang diputar dan
kaitanya dengan isu lingkungan sekitar saat ini. Diskusi ini dipimpin oleh
Ikhsan Subarkah dari Komunitas Tepi Beton dan Ibran Rakasiwi dari LPM Nusa
sebagai pemantik.
Dalam kesempatan
tersebut, Ikhsan Subarkah bercerita mengenai maraknya terjadi krisis Ekologi
yang melanda sebagian besar wilayah Indonesia. Menurutnya, hal ini terjadi
karena minimnya kesadaran para masyarakat akan kelestarian lingkungan.
’’Untuk semua
teman-teman baik yang terus mendukung kami dalam melihat Lingkungan, bersikap
kritis terhadap lingkungan, dan tanggap akan masalah sekitar, kami ucapkan
banyak terima kasih,” ucap Creative Director Tepi Beton tersebut.
Ibran Rakasiswi
dalam kessempatan tersebut juga menegaskan urgensi para mahasiswa sebagai agen
perubahan yang mempelopori kelestarian lingkungan. Salah satu perwujudan Tridharma Perguruan Tinggi yang tidak lain adalah pengabdian masyarakat,
menurut Ibran bisa diwujudkan dengan menjadi pelopor kelestarian lingkungan masyarakat
lokal.
“Mahasiswa adalah
Agent of Change. Maka sudah semestinya kita menjadi pelopor untuk menjaga
kelestarian lingkungan. Terlebih kita adalah para mahasiswa UNU Jogja yang
bertagline sebagai kampus kaderisasi. Kita harus menjadi kader terjun langsung
ke masyarakat untuk terus menjaga kelestarian lingkungan. Ini penting, karena
hal ini termasuk salah satu dari 3 Tridharma Perguruan Tinggi,” ungkap pimpinan
umum LPM Nusa tersebut.
Sesi diskusi
semakin berwarna setelah para audiens juga menyuarakan pandangan dan keresahan
masing-masing melalui banyak sudut pandang yang berbeda. Hal ini diapresiasi
oleh Ahmad Rosyidin, ketua komunitas Tepi Beton yang juga turut hadir dalam
acara tersebut.
“Semoga acara ini bisa membuka mata kita sehingga tanggap terhadap masalah sosial yang banyak terjadi
di masyarakat kita saat ini, khususnya masalah lingkungan. Terima kasih saya
ucapkan untuk semua yang telah berkenan menghadairi acara Screening film Dokumenter
ini. Untuk selannjutnya, saya berharap acara seperti ini bisa kita laksanakan
lagi secara berkelanjutan,” ujar Ahmad Rosyidin di penghujung acara. (Rizky
F/Saputri W)