-->
Pentas Perdana Florence menuai Pro dan Kontra
Pentas Perdana Florence menuai Pro dan Kontra

Pentas Perdana Florence menuai Pro dan Kontra

Rabu, 01/11/23, Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Musik Florence menggelar pentas musik dengan  nuansa dan atribut "Halloween Party" Gelaran  musik ini bertempat di area parkir Kampus Terpadu Universitas Nahdhatul Ulama Yogyakarta (Selanjutnya dibaca UNU Jogja) 

Pentas apresiasi yang rutin dilaksanakan satu tahu sekali ini mengambil tema "New Member Jamming Together" Yang diproyeksikan sebagai pentas perdana bagi anggota baru UKM Musik Florence. Terhitung ada enam band dari anggota baru yang tampil sebagai kesan pertamanya dan satu band anggota lama beserta dosen pembimbing. 

Sementara, dalam proses persiapannya, panitia mengaku lebih banyak mengandalkan spontanitas dalam proses kreativitasnya dan memerlukan waktu selama tiga hari sebelum dilaksanakan pentas ini. 

Pemilihan term "Halloween Party" dalam pentas musik tahun ini menurut Fahrurrozi sempat memunculkan perdebatan dan respon beragam dari teman-temannya. Karena pasalnya, melansir lama British Broadcasting Corporation (BBC) 2010 Halloween atau Hallowe'en adalah sebuah akronim dari All Hallows' Evening yang berarti malam hari semua orang kudus. 

Term ini dalam proses kelahirannya hingga kini juga dipercaya menyimpan ragam kepercayaan tertentu dalam beberapa Agama

Namun, Fahrurrozi sebagai ketua UKM Musik Florence sekaligus yang membawa gagasan Halloween dalam acara ini tetap kokoh dan menampik argumentasi di atas dan semisalnya, karena menurutnya pihaknya tidak se-frontal (se-radikal) dan se-ekstrem yang dibanyangkan. Menurutnya Halloween yang diangkatnya hanyalah bungkusan belaka atau sebatas "Istilah" semata, yang tidak perlu dikait-kaitkan dengan kepercayaan agama tertentu. 

"Kita hanya ngadopsi saja, tidak mengambil sepenuhnya. Ini Halloween versi kita," Terangnya. 

Fahrurrozi juga menuturkan bahwa dalam prosesnya UKM Florence  ini telah melahirkan dan menuai banyak Pro dan Kontra. Di antaranya, yang bersikap kontra, datang dari pihak kampus disebabkan terdapat warga yang merasa terganggu dengan adanya suara musik dari kampus. Sementara di pihak pro dan selalu memberikan dukungan untuk terus berproses datang dari Pembimbing UKM sendiri, Bapak Haidar yang juga merupakan dosen PGSD. 

Pria yang akrab disapa Fahrur ini, juga menyayangkan sikap sinis dan kontra terhadap Florence karena menurutnya UKM musik ini tidak lain adalah wadah untuk siapapun yang ingin mengembangkan potensinya di bidang musik. 

"Sebenarnya UKM Musik itu bagi saya sebagai wadah anggota yang mempunyai hobi seperti saya ini. Dulu sebelum dibentuk saya sempat mencari cari ke kampus luar dan tidak menemukan akhirnya membuat sendiri. Sebenarnya UKM Musik dibuat dari tahun 2019 namun sempat terjadi kekosongan dan mulai aktif kembali di tahun 2022," Tambahnya. 

Pentas apresiasi ini dihadiri oleh beberapa UKM dan tamu dari internal maupun eksternal UNU Jogja. Harapannya dari pentas ini adalah  memotivasi anggota dan mahasiswa yang memiliki hoby yang sama untuk lebih berani mengekspresikan dirinya.(*) 


Wartawan | Barrur Robingatus, Diyah Ayu

Andrean Signa, Mia Sabilla | Editor | Hanif Muslim 


Baca juga: